Barusan gue baca post adek kelas gue, dia
menceritakan tentang tempat-tempat yang mau dia kunjungi suatu hari nanti.
Well, tepatnya negara-negara yang
pingin dia kunjungi. Dan kalo dari deskripsinya, alasan kenapa dia mau ke sana
rata-rata berangkat dari kehausan akann pengetahuan tentang perkembangan
negara-negara tersebut, seperti teknologi, perekonomian, dll. Dari karakter
individu, dia memang anak yang…hm…gimana ya, dia mungkin setipe sama Goldy,
sama-sama memiliki keingintahuan akan hal-hal baru yang sangat tinggi, terbuka,
cerdas, beda sama remaja biasa, dekat sama Tuhan. Bedanya Goldy absurd.
Nah karena baca itu, terbersit di pikiran gue
untuk bikin tulisan sejenis ini. Nggak niru kok, cuma yah, terinspirasi mungkin
(yang mana beda tipis sebenernya-_-). Tapi nggak apa-apa lah ya gak ada yang
ngelarang ini.
Bedanya, hal yang gue pengen nggak berangkat dari
kehausan gue akan pengetahuan, tapi kehausan akan pengalaman. Gue menghargai
segala bentuk pengalaman, apapun bentuknya itu. Gue selalu bersyukur atas hal-hal
menarik yang terjadi sama gue, dari pengalaman yang wow bagi sebagian kalangan
(naik gunung misalnya) sampe yang seangkatan ikutan (Trip Observasi contohnya).
Bahkan sekedar makan makanan tertentu atau lihat pemandangan indah aja udah
senang banget rasanya. Sayangnya, keluarga gue bukan keluarga yang hobi nyobain
makanan-makanan macem-macem L
Gue berjiwa petualang. Gue selalu pengen coba hal
baru, yang biasanya sih ekstrim. Seenggaknya sejauh ini baru ada keinginan buat
ini-itu, tapi entah kalo nanti ada kesempatan, apakah gue berani untuk coba?
Hal ini juga yang sempet bikin gue kepikiran buat
ambil HI. Yang ada di kepala gue adalah, dengan ambil HI gue pasti bisa lebih mudah
terhubung sama negara luar, atau sukur-sukur keterima di deplu, jadi diplomat,
terus dikirim ke negara lain. Tapi terus dengan niat mentok gue buat ambil
Komunikasi, bukan berarti cita-cita itu lenyap, ya, pikiran gue cuma lebih
terbuka, bahwa mau kerja di deplu atau pergi-pergi ke luar negeri bukan cuma
dari HI kok.
Beberapa bulan yang lalu gue buat file Microsoft
Word di laptop, dengan judul “To-Go-List”. Gue tulis mana-mana aja tempat yang
pingin gue datengin, tapi pastinya cuma yang muncul di pikiran gue saat itu.
Ada dua kolom, yang kanan mancanegara, sementara
yang kiri domestik.
Coba kita mulai dari yang mancanegara:
1.
Jepang, makan makanan Jepang :9
Nggak kayak orang lain yang suka Jepang
karena komiknya, gue pengen ke Jepang karena pengen makan di sana. Selain gue
suka bahasa mereka (mulok gue Jepang btw), hal utama yang bikin gue pengen ke
sana itu karena gue hobi makan masakan Jepang, yeah walaupun restoran Jepang
yang gue tau dan gue pernah icipin cuma sebatas Hoka-Hoka Bento, Gokkana
Teppan, Ichiban Sushi, Sushi-Ya, Hanamasa, dan kroco-kroconya. Padahal banyak
orang yang ngasih tau gue, bahwa masakan Jepang yang di Jepang ya rasanya nggak
kayak begini, nggak seenak ini, katanya, udah disesuaikan dengan lidah orang
Indonesia. Tapi itu ngga menyurutkan semangat gue (‘-‘)9 gue tetep pengen
ngicipin sake manis, ocha asli, sama makan yakiniku, ebi furai, takoyaki,
ramen, dan sushi asli dari negara asal mereka. Gue juga pengen makan dim sum
(oke ada masakan Cina nyelip di wacana tentang Jepang). Special buat dimsum,
gue enggak pernah makan dim sum di restoran. Gue selalu makan dim sum di
kondangan.
Gue suka sensasi waktu makan nasi pake
sumpit anyway.
2.
Pedesaan Amerika, jadi koboy
Gue tau ini terdengar seperti cita-cita
anak umur tujuh tahun yang terlalu dijejelin film barat sama orangtuanya. Tapi
memang waktu gue ke Taman Safari beberapa bulan yang lalu, kedua kalinya gue
nonton drama koboy vs Indian, nah sejak saat itulah gue pengen jadi koboy. Gue
kagum lihat koboy yang badannya gagah besar-besar kayak kuda Australia. Gue
pengen pake topi koboy dan slayer di bawah dagu, pengen pake rompi kulit di
luar kemeja kotak-kotak lengen panjang gue dan sarung di luar celana jins buat naro pistol , pengen pake sepatu yang ada lingkaran bintangnya buat ngelitikin
perut kuda. Dan yang paling gue pengenin, gue pengen banget banget banget bisa
naik kuda, tepatnya mengendarai kuda. Menurut gue kuda itu binatang yang
cantik, dan bau kuda itu enak.
Dulu gue ngetawain Yuyun waktu dia bilang
mau jadi penggembala domba, tapi sekarang gue ngerti, gue juga pengen jadi si
penggembala sapi.
3.
Venezia, naik gondola
Emang kok, waktu gue nulis ini gue jomblo,
tapi tolong dicatat gue mau naik gondola bukan biar gue dapet pacar tukang
gondola yang katanya ganteng dan jago nyanyi.
Well, gue cuma ngebayangin, naik gondola,
entah sama siapa itu (siapapun deh asal nggak sendirian aja L) pasti asik. Belum
lagi pemandangannya pasti indah. Yang ada di imajinasi gue, di depan gue ada
cahaya bulan purnama bulat terang terpantul di air biru gelap. Cahaya di atas
sungai temaram sebatas si bulan purnama dibantu lampu kuning di rotunda-rotunda
yang ada beberapa di pinggir sungai. Lihat di langit ada bintik-bintik kilau
kelap-kelip. Di kiri-kanan ada rumah-rumah bata kecil, rapi. Gondolanya
terayun-ayun lembut. Aroma air. Last but not least, ada sound effect
abang-abang gondola lagi nyanyi. Ahsedap.
4.
Italia, makan pasta :9
Asparagus and Chicken Carbonara |
Creamy, Light Macaroni and Cheese |
Sama halnya dengan Jepang tadi, tapi ini
lebih sedih karena gue cuma ada referensi Pizza Hut L Oh iya sama macaroni schotel
sepuluh ribuan di sekolah. Tapi gue suka banget pizza apalagi pasta. Walau kata
nyokap pasta asli itu nggak enak, katanya asem -_- tapi tetap salah satu hobi
gue kalo lagi mati gaya adalah browsing foto makanan itali di google. Om nom
nom nom nom nom. Dan menara Pisa itu. Siapa tau bisa gue berdiriin.
Shrimp Fra Diavolo |
5.
Belanda, liat Tulip
Nyokap beberapa kali ke Belanda, dan
oleh-olehnya yang paling berkesan bukan cokelat, atau gantungan kunci, atau
boneka. Tapi foto. Foto ladang tulip yang lagi mekar. Warna warni, cantik
sekali. Merah, kuning, biru, ungu, pink, terbaris teratur, sama tinggi, luas.
Seperti hamparan permadani yang luar biasa indah. Rasanya pingin lari dan
terjun di atasnya (tapi terus dimarahin sama petani tulip, dikejar anjing gembala
lantaran ngerusak ladang).
Habis itu gue lihat-lihat kincir angin. Terus lihat
sapi-sapi besar yang bagus. Lihat biri-biri. Apa gue lulus kuliah jadi petani
di Belanda aja ya?
Gue juga selalu mimpiin duduk di pantai, nonton sunset sama orang-orang yang gue sayangin. Pernah sih, waktu di Bali, gue nonton sunset tapi sama anak anak sos. Nggak elit banget kan.
6.
Prancis, naik Eiffel, naik Arc du Triomphe
This! Impian terbesar gue. Kata orang ini
negara cantik. Bahasanya juga cantik (yeah, rite, since Basing gue dapet 80 UAS
kemaren).
Entah bagaimana ya, negara ini terkesan Like a Lady, walaupun cantik, tapi juga tinggi dan angkuh. Seangkuh
kangkangan nyonya Eiffel. Semegah ketegakan Arc du Triomphe. Walaupun yah gue
tau sebelum naik ke atas gue jiper duluan liat tingginya… tapi kalo gue udah
sampe sana, nggak mungkin gue nggak naik :’) Untuk makanan di negara ini, gue
enggak begitu tau. Tapi kesan gue waktu gue nonton Ratatouille itu…… gimana ya.
Gue cuma inget, abis nonton gue jadi laper.
Malemnya duduk-duduk di pinggiran sungai Seine, menikmati pemandangan sambil berandai-andai kalimalang bentuknya kayak begini.
Yang domestik gue cenderung ke wisata alam
(alam Indonesia coy, ‘nikmat apa lagi yang engkau dustakan?’). Tiga dari lima
nya gunung. Sisanya diving.
Jujur yang menginspirasi tulisan berikut
adalah iklan-iklan dari beberapa produk. Iklan rokok tepatnya. Iklannya
bertagline “My Life, My Adventure”. Iklan ini menggambarkan tiga pemuda yang
menjelajah Indonesia, berpetualang ke tempat-tempat yang terpencil dan
rata-rata belum terekspos. Karena kepo, gue ubek-ubek youtube, dan ketemu
behind the scene iklan My Life My Adventure itu. Ternyata ketiga pemuda ini
bener-bener petualang. Yang satu pendaki gunung, yang satu surfer, gue lupa
yang satunya lagi, tapi ada hubungannya juga sama alam. Si produser bilang,
dalam salah satu iklannya, ketiga pemuda ini dikasih jeep, dan mereka bebas
menjelajah sekeliling pulau. Dan hasilnya? Lihat aja iklannya, mereka bergaul
sama orang-orang pedalaman, ikut main sepak takraw api, ikut menari sama
mereka, main sama gajah, dan sebagainya.
Disayangkan kenapa iklan semegah dan sebaik
ini, yang seharusnya ditayangkan sebagai iklan “Visit Indonesia”, malah
ditayangkan sebagai komersil rokok.
1.
Gunung Krakatau, Semeru, Rinjani
Rinjani |
Kenangan pertama gue naik gunung itu waktu
LD. Tapi baru terasa sensasi naik gunungnya itu waktu LD Carvedium 12, karena
baru sampe itu menyentuh puncak. Kalo ditanya rasanya? Subhanallah. Susah
dideskripsiin. Dan ini baru sampe puncak Gunung Gede. Padahal ada beratus-ratus
gunung di dunia dan sekian puluh ada di Indonesia.
Alumni Carve banyak yang sharing pengalaman
“waktu gue ke Krakatau” “waktu gue naik Rinjani” “bulan kemaren gue dari Semeru”
dan cerita-cerita itu berakhir dengan gue ngiler.
Semeru |
Ada sepotong adegan iklan rokok tadi,
padahal cuma sekitar tiga sampe lima detik, dan cuma sekedar menunjukkan gambar
kaki yang dibungkus sepasang sepatu gunung dan sepotong kargo yang lagi lari di
atas tanah Krakatau. Tapi adegan itu terekam kuat di kepala gue, dan selalu
ke-replay ulang.
Sementara Semeru, atau dijuluki Rooftop of Java lataran menjadi tanah tertinggi di pulau Jawa. gue ngiler baca buku 5cm, tentang, Ranu Pane, Ranu Kumbolo, Kalimati, Arcapada, dan kawan kawan. Dan minggu depan gue akan nonton filmnya. Sulit deskripsiinnya, mending baca sendiri._.
Sementara Semeru, atau dijuluki Rooftop of Java lataran menjadi tanah tertinggi di pulau Jawa. gue ngiler baca buku 5cm, tentang, Ranu Pane, Ranu Kumbolo, Kalimati, Arcapada, dan kawan kawan. Dan minggu depan gue akan nonton filmnya. Sulit deskripsiinnya, mending baca sendiri._.
Dan Rinjani, cukup dengan gue buka album
foto salah satu Alumni Carve, waktu dia lagi jalan berenam ke Rinjani sama
temen-temennya. Setelah itu gue buka di youtube video perjalanan Rinjani.
Dan malamnya gue mimpiin perjalanan itu.
2.
Diving di Wakatobi dan Raja Ampat
Wakatobi |
Gue pernah snorkeling waktu Outcast 2011,
dan itu pengalaman yang sangat wow. Dari situ gue merasa paduan pantai, laut,
dan segala isinya adalah paduan mantap untuk refreshing (selain ancol tapi).
Raja Ampat |
Gue juga liat di iklan rokok, nggak sih dia
nggak diving, dia ngga bawa tabung oksigen, dia cuma pake google dan celana
pendek terus nyebur ke dasar laut, liat batu karang, ubur-ubur, bintang laut,
dll. Ditambah lagi cerita Mine dia ambil license diving yang bikin iri.
Kata orang, Indonesia adalah salah satu
negara dengan pesona bawah laut yang paling indah. Jadi sebagai orang
Indonesia, jelas hasrat gue sangat besar buat ngebuktiin ke diri sendiri bahwa
gue terlahir di negara yang dianugerahi.
3.
Puncak Monas
Jangan ketawa! Tapi memang gue belom pernah
L
4.
Naik Gantolle (Layang Gantung)
Pertamanya nggak kebayang naik wahana macem
ini. Gue salah satu yang fobia sama ketinggian. Naik pesawat aja gue gemeteran
pas take off._. entah gimana nantinya gue kalo mau jadi traveler. Masa iya gue
ke eropa naik kapal laut? Primitif banget-_-
Nah diantara sekian banyak olahraga yang
dilakukan di udara, gue lebih pilih gantole dibanding paralayang atau
paragliding, balon udara, bungee jumping, apalagi terjun payung.
Setau gue tempat melakukan olahraga ini
banyak terdapat di Indonesia, bahkan di Puncak aja ada. Tapi entah kenapa baru
ada keinginan tapi belum ada keberanian dan kesempatan buat coba. Mungkin pas
gue nonton dari arena gantole langsung, gue akan ngerasa ngeri, mungkin rasanya
kayak ada kupu-kupu lagi tawuran di dalam perut gue.
5.
Pantai tak terekspos
Pantai Pok Tunggal (DIY) |
Pantai Ngrenehan (D |
Jangan kira gue belom pernah ke pantai. Gue
sekedar ke Ancol, pulau Semadaun (Jakarta), Parangtritis, Krukup (DIY), sampe
Kuta, Jimbaran, Tanjung Benoa, Sanur (Bali), dan Tanjung Aan (Lombok Selatan)
pernah kok.
Tapi gue pernah nemu blog http://www.alannobita.blogspot.com
dan di situ gue nemu banyak pantai tersembunyi di Yogyakarta. Dari fotonya sih
cantik banget. entah memang cantik atau dia jago fotografi.
6.
Surfing di Kuta!
Nah ini dia. Mungkin ini yang paling gue
pengenin, tapi yang paling entah-kapan-akan-terwujud. Keinginan gue buat
belajar surfing, selain dari iklan rokok yang tadi, gue baca novel Rumah Seribu
Ombak. Diceritakan di buku itu tentang calon atlet yang belajar surfing di
Pantai Lovina, Bali. Terus dia merambah ke Kuta, terus ke mancanegara.
Entah kenapa ya, waktu di Kuta gue nonton
orang surfing, atau kalo nonton kartun yang ada adegan surfingnya, kayaknya
asik banget. Berdiri seimbang di atas papan selancar dan menantang ombak besar.
Kesannya gagah dan hebat. Walaupun agak mengingatkan gue sama Nyi Roro Kidul.
Nah kesemua ini adalah tempat-tempat yang selalu muncul di dunia
imajiner gue yang sempit. Mungkin memang masih banyak tempat indah di dunia
luar sana yang ngga gue tau, yang bahkan ngga terjangkau sama imajinasi gue.
Walaupun entah kapan semua ini terwujud. Tapi seenggaknya
ada mimpi. Karena mimpi adalah motivasi. Kalo kata Pak Mufid, “Bermimpilah,
tapi jangan hidup di dalamnya.”
Yap, mimpi, apalagi bila diciptakan sendiri, pasti indah bukan main.
Tapi seindah-indahnya hidup terkurung di dalam mimpi, tidak lebih baik daripada
menjalani dunia nyata J
NB: buat yang penasaran iklan yang gue maksud, coba diklik di sini ada kumpulan iklan, nggak cuma dari Indonesia tapi ada juga dari mancanegara. enjoy :)
No comments:
Post a Comment