Jatuh
cinta pada kota ini, enam tahun yang lalu, tepatnya ketika saya duduk di kelas
dua SMP. Rumah kedua, tepat sekali itulah yang saya rasakan akan Yogyakarta.
Manis, lembut, dan sejuk, adalah kata-kata abstrak yang dulu selalu saya
gunakan untuk melukiskan kota ini. Hal inilah faktor utama yang mendorong Alya
remaja untuk menanamkan kemauan dan cita-cita meraih universitas kerakyatan ini,
Universitas Gadjah Mada. Saya bertekad dengan pikiran polos saya, apapun
fakultas maupun jurusannya. Dua yang sempat terbersit adalah antara Fakultas Kedokteran
dan Teknik Industri.
Berdasarkan hobi
saya membaca novel, beberapa tugas mengarang, serta kegiatan rutin berpidato
sejak duduk di sekolah dasar, orang tua saya beranggapan ada sekelumit bakat
mentah di diri saya pada bidang verbal, menulis dan berbicara. Kelas tiga SMP,
pertama kali saya membuat situs blog, jelas didukung kuat oleh orang tua saya
yang memang berencana mengarahkan saya ke dunia jurnalistik. Hari demi hari
saya habiskan di depan komputer, menulis dan menulis, segala hal yang terbersit
di kepala saya, segala hal yang saya jalani di rumah maupun di sekolah. Saya
tuangkan seluruhnya walaupun dengan tata bahasa yang masih berantakan dan isi
yang sangat tidak penting.
Saat itu saya
juga tengah menggandrungi band punkrock Superman Is Dead, sebuah band Indie
dari Bali, yang bagi saya istimewa karena peka terhadap masalah sosial,
politik, serta lingkungan sekitar. Pada suatu hari, saya menemukan sebuah
artikel yang ditulis oleh salah satu personel SID, tentang pluralisme di
Indonesia. Pada saat itulah pertama kali kesadaran saya akan dunia sosial
tergugah. Saat itu juga saya mengetahui sebuah topik dan objek kajian sosial
yang paling saya suka hingga saat ini, yakni konsep pluralisme. Sejak saat itu
hampir setiap hari saya mencari artikel-artikel ringan tentang keadaan sosial di
Indonesia dari berbagai kacamata.
Masuk ke dunia
SMA, saya tanpa ragu meninggalkan cita-cita awal saya, kedokteran dan teknik. Dengan
yakin saya meninggalkan dunia IPA karena saya yakin passion saya utuh berada di dunia sosial. Dari anak kuper di SMP,
saya SMA bertransformasi menjadi anak yang senang bergaul dan mengenal orang
lain. Saya sempat bergabung dengan beberapa ekstrakulikuler, walaupun pada akhirnya
hanya satu yang benar-benar saya tekuni, pecinta alam.
Naik ke kelas
sebelas, saya bergabung dengan organisasi intra sekolah. Bersama tiga belas
orang saudara seangkatan saya, kami memimpin organisi siswa tertinggi di
sekolah ini. Kami membawahi semua ekstrakulikuler dan seluruh kegiatan siswa,
menjalankan banyak program kerja, serta menjalin hubungan dengan beberapa
sekolah tetangga. Tak hanya itu, kepengurusan saya di ekstrakulikuler pecinta
alam juga tetap berlanjut. Kami melatih adik-adik kelas, menjaga kontak dengan
seluruh alumni, serta berhubungan dengan sispala-sispala di SMA lain. Cukup
dengan dua organisasi ini, saya mengenal sangat banyak kakak dan adik kelas,
tidak hanya satu bahkan dua, tiga, empat, dan bahkan lebih angkatan di atas dan
di bawah saya. Saya juga mengenal banyak anak-anak dari SMA lain yang berasal
dari seluruh penjuru Jabodetabek.
Bergabung dengan
komunitas pecinta alam membuat saya senang melakukan hal yang baru, dan
tentunya hobi jalan-jalan. Begitulah, di kepala saya tertanam bagaimana caranya
saya bisa keliling dunia dan mengunjungi tempat-tempat baru, bagaimanapun
caranya. Duta besar, diplomat, pegawai departemen luar negeri, wartawan,
jurnalis, dan sebagainya adalah tujuan-tujuan karir saya, yang kemungkinan
besar bisa mendukung saya untuk pergi--walaupun dalam rangka tugas--keliling
dunia. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik, pemantapan saya yang utama. Tak ada
keinginan sedikitpun untuk berada di bidang ekonomika ataupun ilmu budaya. Awalnya
saya berencana masuk jurusan Hubungan Internasional, dengan Ilmu Komunikasi di
pilihan kedua. Namun setelah bertukar pikiran dengan teman-teman, orang tua,
guru, serta sharing dengan beberapa alumni, menurut saya Ilmu Komunikasi
memiliki bidang yang lebih luas. Jadi saya dengan mantap memasukkan Ilmu
Komunikasi UGM sebagai prioritas utama saya.
Maka di sinilah
saya, di kota yang saya cintai sebagai rumah kedua setelah tanah kelahiran saya,
di kampus kerakyatan impian saya, di fakultas dan jurusan harapan saya, dengan penuh
perasaan bangga tanpa ada penyesalan sedikitpun.
No comments:
Post a Comment