Di usia dua
puluh tahun, semua hal jadi berbeda. “Shits just got really serious,” adalah
kutipan paling masuk akal di usia 20an. “Wisuda,” “lulus kuliah,” “menikah,” “hamil,”
“anak,” “pajak,” “bos,” “kantor,” adalah kosakata yang akan lebih sering
terdengar ketika kamu masuk usia 20an. Kamu akan merasa lebih dewasa, antusias
sekaligus was-was.
Siapa yang
minta aku untuk jadi dewasa? Tolong di-pause
dulu. Agak nanti deh mulainya.
Tapi dunia
tetap berputar, jam tetap berjalan maju, kalender tetap jalan. Kamu tetap jadi
dewasa.
Kamu punya
tanggung jawab yang tadinya kamu tidak punya. Semua rasanya dilempar begitu
saja ke wajahmu, dan karenanya kamu baru sadar “the fuck is this?”
Di usia ini
kamu juga mulai bisa lihat mana temanmu yang memang ada di sana, mana yang cuma
permisi-misi numpang lewat. Kamu mulai simpan teman-temanmu yang dekat dan
berguna buat hidupmu ke depannya, dan tetap menjaga mereka supaya mereka tidak
pergi.
Kamu rela
menghabiskan waktu untuk mereka, menjadi teman yang baik, dengar cerita mereka
dari A sampai Z, dan berharap mereka akan melakukan hal yang sama buatmu. Kamu
juga berusaha lebih percaya pada mereka dan meletakkan sebagian hidupmu ke mereka
– karena hidupmu makin berat, kamu bingung bagaimana cara membawanya sendiri.
Tapi mungkin
sebagian dari mereka – di satu titik lainnya – akan membuatmu berpikir dua
kali: “kalau yang ini pantas disimpan gak yah?”
Dan kamu
akan tetap tahan untuk berteman dengannya sampai kamu bisa temukan sendiri jawabannya.
Seleksi itu masih berlangsung sampai sekarang.
Habis ini
siapa?
No comments:
Post a Comment