Aku tidak
baik-baik saja. Itu jawabannya, kalau ada yang bertanya.
Mungkin aku
pantasnya jadi pemain film, mungkin karena aku pintar berpura-pura dan membuat
orang mengira persis seperti apa yang aku inginkan. Aku dramatis, dan sudah
diakui sekitar empat dari lima orang, atau mungkin lebih. Yassss, I love drama.
Banyak hal
yang terjadi belakangan ini, membuat aku berpikir dua kali bagian mana yang
mesti aku ceritakan, dan bagian mana yang tidak; dan kepada siapa aku mesti
cerita. Aku punya banyak teman dekat, tapi – tik tok – waktu lama-lama
melaporkan siapa saja yang bisa tidak
usah dipercaya.
Kupikir aku
depresi, tapi mungkin kata itu terlalu kuat. Jadi tidak – aku tidak depresi. Mungkin
sebagian temanku iya, tanpa mereka sadari. Aku beruntung nasibku masih agak
sedikit cukup lebih lumayan baik dibanding mereka. Tapi aku bukannya depresi. Ini
cuma – hmm, bagaimana istilahnya ya – shock, terkejut, kaget, tidak sesuai
ekspektasi.
Aku tertawa
dan bercanda dengan orang lain tiap hari, aku hang out hampir setiap hari, bahkan sampai hampir pagi kalau akhir pekan.
Aku punya banyak orang yang bisa aku telepon begitu saja dan rela dengar keluhanku
berjam-jam. Aku bahkan punya uang yang (rasanya lebih dari) cukup untuk beli
hal-hal yang bisa membuat aku merasa baikan.
Tapi terus
kenapa ada sesuatu yang masih terasa salah?
Jika
seseorang bertanya “bagaimana cara mengatasi depresi” padaku, aku mungkin akan
bilang “just literally go fuuuccckkk yourself.” Yep.
No. No, ternyata
aku bilang kata-kata yang menghibur dan menyenangkan, seperti “take it easy,” “liburan,”
“hang out,” “main.”
Orang itu
bertanya pada orang yang mengatasi rasa stresnya dengan menyerah.
Dia berharap
aku bilang apa?
Dude, I gave up.
I quit. I tell you once more: I quit.
No comments:
Post a Comment