Monday, September 24, 2012

A Timeline


Juli 2010
Masuk 81, disambut sama kakak-kakak berjas, punya berwibawa, terkesan besar dan tinggi. Jasnya ada dua macam, yang warna kuning sama abu-abu. Jujur di sana lah aku pertama kali terkesan banget sama yang namanya Pengurus OSIS, yang kemudian aku tau nama kabinetnya Devakara Varcasveda atau Varca. Di sana, aku bertekad, tahun depan aku harus jadi Pengurus OSIS!

17 Agustus 2010
Upacara bendera, tapi ngga boleh langsung pulang, katanya ada pelantikan Pengurus OSIS yang baru. Aku nonton dan di sana, aku merinding lihat prosesi pelantikan Viprazura Namrasthira sekaligus demisioner Varca. Keliatannya keren banget. di situ aku makin bertekad kalo tahun depan aku harus jadi Pengurus OSIS!

Penjelajahan Regu 3 (Diogenes) & 4 (Zeno)
Desember 2010
Trip Observasi yang kucinta, SMA 81 Jakarta. Nggak tau, ini program dari mana asal-usulnya, program terbaik yang pernah ada di SMA. Ceritanya kami seangkatan turun ke desa, melakukan penelitian, penjelajaha, sekalian ditatar sama kakak PO nya. Yang cowok botak, yang cewek kuncir dua belah tengah. Kojel deh. Tapi seru nggak ada obat.
Kamit aku kakak Zura, namanya kak Bima, jabatannya ketua seksi 1, Ketakwaan Terhadap Tuhan YME. Regu TO aku, Zeno, sayang banget sama kak Bima. Di sini aku juga liat salah satu kerjaan Pengurus OSIS dari deket. Jujur, aku makin pengen jadi PO. Aku janji sama kak Bima, kalo aku akan daftar capsis tahun depan!
Pulang TO, aku minta tanda tangan kakak-kakak Zura di nametag-ku. Banyak juga yang tulis "semangat capsis, Alya," "go go capsis pensador," "ditunggu di capsis 2011 ya!" dan sebagainya sebagainya.

Nametag Pensador palingkece
Juli 2011
Pendaftaran capsis tahun ini telat banget, dan yang pegang acara bukan kabinet Pengurus OSIS yang akan digantiin, melainkan KPPO. Berhubung aku memang dari SD pengen jadi ‘anak OSIS’, serta first impression dari Varca, prosesi pelantikan, dan acara TO, ya aku daftar aja. Kebetulan Nabila juga mau daftar, jadi ya ada temen lah.
Tapi… ada yang salah nih. Yang daftar dikit banget. super dikit. Nggak ngerti lagi. Ah sebodo teuing lah, mungkin nanti di belakang-belakang pada rame yang daftar. Akhirnya aku ambil formulir, dan ngelengkapin berkas tanpa ada feeling apa-apa.

H-1 Pengumpulan Formulir
“Jujur aku nggak suka kamu ikut gini-ginian.”
“Aku emang mau ikut ini kok, sejak aku masih kecil. Kamu nggak bisa ngehalangin aku gitu aja. Lagian emang kenapa sih?”
“Aku…aku cuma takut. Takut banget sih. Takut kehilangan kamu.”
 “Kita udah sering bahas ini.” Mataku mulai panas. Aku diem. Aku sodorin map isi berkas-berkas pendaftaran capsis yang udah lengkap ke dia. “Kalo kamu emang nggak mau, ambil ini, buang. Buang aja.”
Dia diam. Dia ambil formulir yang dari tanganku yang sudah tergantung di udara di atas tempat sampah. “Aku emang nggak suka. Tapi aku nggak egois. Nggak apa-apa kamu daftar aja.”

Agustus 2011
Setelah ngelewatin wawancara, akhirnya ditetapkanlah 14 orang yang (nggak) beruntung ini sebagai calon-pengurus-OSIS (capsis). Kami disuruh bikin nametag. Dan ikut LDKS. Di sini aku kenalan sama 13 orang yang lain. Mungkin beberapa aku emang udah kenal, dan sisanya aku cuma tau doang. Di sini aku akhirnya kenal sama yang namanya Dito Cae, Daniel, Rere, Resha, Vena, Kharisma, Inung, Aulia, Milka, sementara yang emang udah aku kenal dari awal Nabila, Goldy, Irin, Kris. Setelah LDKS, kita dikumpulin untuk nentuin siapa cakapo dan cawakapo. Yang dari awal mau jadi cakapo adalah Daniel sama Goldy, dan dua-duanya mau wakilnya Cae. Cae mau jadi wakil tapi dia bingung mau jadi wakilnya siapa. Setelah debat sana sini, rembukan ini itu, pengarahan segala rupa, akhirnya ditentukan ada 3 pasang cakapo dan cawakapo: Daniel-Cae, Goldy-Kharisma, Aulia-Milka (yang ini aku gak tau asal usulnya). Nggak lama kemudian kita orasi, terus pemilos. Yang kepilih Daniel sama Cae. Alhamdulillah J ini kayanya favorit semua orang.
Entah kenapa ya, semua jalan begitu cepet. Kenalan, bikin nametag di rumah Kharisma, LDKS gratis yang bahagia dan damai di Rindam Jaya bareng PraCista, pencalonan cakapo-cawakapo, orasi, pemilos, struktur kabinet… dan semuanya tanpa campur tangan kakak Zura.
Biar begitu, kami kan udah di-LDKS-in ama guru, jadi udah siap lah dilantik!

Senin, 19 September 2011
pelantikan Askra superkece #1
pelantikan Askra superkece #2
pelantikan Askra superkece #3
Malemnya nginep di rumah Milka. Kita semua seneng-seneng dan hepi-hepi, main gitar sampe malem, nyanyi-nyanyi segala rupa lagu mulai dari Anjing Kintamani sampe Halo Halo 81, ngobrol ngalor ngidul, menikmati detik-detik terakhir sebagai ‘warga biasa’ di 81. Dini hari kita ganti baju, pake nametag segala macem atribut, berangkat ke lubang buaya buat lari juang.Pendahulu aku, yang jujur aku nggak kenal, kak Syuja, orangnya energik. Salah satu prinsip lari juang adalah penerus harus selalu berada di sisi kiri pendahulu, bukan di kanan dan tidak mendahului, serta tidak terlalu ketinggalan di belakang sebagai bukti setia kepada si kakak. Si kak Syuja itu, entah kenapa perasaan aku dia gak suka banget aku ada di sebelahnya dia. Awal-awal aku masih ngimbangin dia, kalo dia lari melesat ke depan aku akan nyusul dan ujuk ujuk ada di sebelahnya dia lagi. Tapi setelah aku ada di sebelahnya dia, dia kabur lagi -_- tapi secara keseluruhan, aku masih bisa membuktikan kesetiaan aku #ea. Habis itu aku disiram, terus dipakein jas, terus bikini inisial kabinet VN dan hormat Zura, terus bikin inisial kabinet kami, NA, Navikara Askravidya, terus hormat Askra. Terus aku salam-salaman sama kakak Zura yang pada nangis-nangis. Aku ngerasa, entah bagaimana, 14 orang inilah yang terbaik, dan kami pasti bisa lebih baik dari sebelum-sebelumnya J
Awal November 2011
Proker pertama Askra, proker pertama seksi 2, proker pertama AKU. 3 hari berturut-turut. Capek fisik mental hati. Di sini agak terasa kesulitannya, aku dan lainnya bingung mau bikin gimana.
…Kita belom tau cara bikin proker!!
Aku sebagai ketua proker jelas paling bingung dan panik ngehadapin hal ini. Akhirnya dengan berbekal bismillah, kira-kira yang (kayaknya nggak) presisi, dan LPJ zura, kami bikin proker first impression ini.
Alhamdulillah ya, walaupun partisipannya agak kurang dari yang diharapkan, tapi banyak yang komentar ini first impression yang baik.
Anyway, di balik setiap kesuksesan, harus selalu ada yang dikorbankan.

Akhir November 2011
Salah satu tugas PO yang paling penting tapi tidak tertulis dalam job description: mendidik angkatan bawah agar menjadi lebih baik. Di waktu ini kami berkumpul, diskusi panjang lebar membicarakan angkatan 20, mulai dari nama angkatan mereka, filosofinya, nametag angkatan, mau di bawa ke alur bagaimana TO mereka, dsb dsb dsb. Berbelas-belas nama kami temukan untuk mereka. Armada, Sirius, Centurion, dll dll….dan pada akhirnya, pilihan jatuh ke satu nama, sederhana tapi penuh filosofi dan makna mendalam: Poseidon.
Poseidon, Sang Dewa Laut.

Desember 2011
Here it is, menuju acara yang paling dinanti-nanti tiap warga 81: Trip Observasi yang kucinta SMA 81 Jakarta. Tapi…lho…
Lho…kok kami nggak dapet keterangan yang jelas?? Kok wewenang kami terbatas banget?? Kok atribut TO nggak ditegasin?? KOK NGGAK ADA PEMILIHAN KETUA ANGKATAN??? KOK CHARTA DIGANTI POWERPOINT???? KOK LOKASI TO DI TENGAH KOTA DAN ADA ALFAMART NYA?????
Ujian kami di sini makin berat. Kami berusaha, terpaksa, dipaksa, dan memaksa buat memperjuangkan banyak hal.
Mulai dari pemilihan ketua angkatan. Kami dilempar kesana kemari, cuma demi kejelasan bagaimana dan kenapa nggak ada ketua angkatan? Dan ketika pada akhirnya kami dapat kesempatan buat ngebuka pikiran kami, alasan yang diajukan pihak sekolah cuma secuil alasan super nggak logis dan nggak masuk akal.
Lalu ketika terjadi pemilihan ketua angkatan, ada lagi ujian baru: Charta dihapuskan dan diganti powerpoint. Kami nggak ngerti kenapa Trip Observasi kali ini sangat melenceng dari prinsip dasar. Mati-matian kali ini, kami, Askra, dan tentunya KIR, untuk membicarakan hal ini dengan para pemegang kekuasaan di TO tahun ini. Charta bikin repot lah, charta tradisional lah, charta nyampah lah, bla bla bla. Jujur kami kecewa sama pola pikir itu. Maksudnya, salah satu tujuan Trip Observasi adalah untuk merendahkan hati dan membuat anak tidak terlalu terbiasa untuk manja. Tapi ini? Segala rupa budaya konsumtif dibawa ke desa. Selain itu, di mana tujuan untuk melatih kekompakan, kerja sama, dan disiplin? Oh mungkin sekarang kiblatnya bukan kerja sama-sama, tapi sama-sama kerja.
Jujur yang ini agak susah, jujur untuk hal ini aku super duper maksa. Dan pada akhirnya, guru-guru dan kami sepakat untuk tetap mengadakan charta tahun ini, tapi bukannya berjanji untuk juga meniadakan charta tahun depan. Waktu aku masuk ke sekre, untuk bawa kabar ini, Askra yang lain lagi pada kecapekan karena habis sosialisasi TO sekaligus coba peluit pertama Poseidon. Biarpun agak dengan lemes, aku tetep berseri-seri waktu dibilang “Bagus, Al. Gue bangga punya seksi 2 kayak lo.” Biarpun aku lupa siapa yang bilang, tapi itu salah satu kalimat paling memorable sebagai penutup tahun itu.
Anyway. Maaf sibuk. Nyariin ya? L

Januari 2012
Rangkaian pembagian kamit, pembuatan nametag, ngecat tongkat, pra-TO, TO… semuanya jalan cepat banget. Aku dapet demit regu 16, Nereid. Jujur aku sayang mereka. Terlebih danrunya. Danru terbaik sepanjang masa.
Secara keseluruhan, jujur, kami bahagia banget bisa ngejalanin TO ini. Kami bahagia jadi kamit, bisa ngedidik langsung adik kelas, bisa deket sama angkatan mereka. Tapi tanpa ada yang ngucapin, dan terbersit di hati kami ber14, TO ini gagal. Agak salah sih kalo dibilang gagal. Nggak kok, cuma nggak berjalan seperti apa yang kami harapin. Kami ngerasa semuanya nggak adil dan kami di-nggak-penting-in. Kami cuma dijadiin ‘pembantu guru’ yang bertugas menertibkan anak 200an orang ini.
Jelas harapan dan doa untuk kelangsungan dan karakter angkatan mereka tetap ada. Kepercayaan juga sedikit-banyak kami tanamkan pada mereka. Selain itu, Euforia TO ada sih, tetep meriah, setidaknya untuk 2 bulan kedepan. Berikutnya? Let’s see.

Akhir Januari 2012
REVIVAL. REVIVAL PENSADOR. REVIVAL5.
Cuma itu yang muter-muter di otak kami. Resha, ketua Revival paling idiot sepanjang sejarah (sorry for saying this dat:3), Caessara, the vice berpartner dengan Abdi, Barly, Danang, as the other vices. Nabila dan Tya as secretary, Goldy Puput as treasurer. Aulia dan Gladys mimpin acara. Milka bareng Bule dan Rani di danus. Rere-Grano di publikasi dan Rere-Dadit juga di dokumentasi. Irin dan Rangga di dekor. Inung dan Jovi di perlap. Kharisma dan Risya di konsumsi. Vena Chael di perizinan. Last but not least, seksi paling buntut tapi paling penting, Alya dan partnernya Marvi Sitepu di keamanan.
Revival. Soon. As the opening of September.
I’m back. Miss me? Maaf sering nggak ada buat kamu. Maaf nggak bisa menuhin permintaan kamu yang satu itu. Terlalu berat dan terlalu naïf. Aku punya komitmen yang besar. Aku janji kok usahain selalu ada buat kamu.

Februari, Maret, April 2012
He is nowhere. We can’t find him anywhere.
Fak, mana sih ketua gue?? MANA TANGGUNG JAWAB LO???
Yang lain udah keliatan nggak semangat, jenuh, abis, capek, lemes, ngga ada tenaga. Sementara kerjaan numpuk. Bagi yang punya semangat dan tenaga sisa mau nggak mau harus kerja ekstra.
Dear, maaf aku hilang lagi. Aku benar-benar nggak bisa ninggalin yang ini.

April 2012
Bismillah. Semoga dengan proker ini ngembaliin semangat semuanya. LDKS 1. Konseptornya kompeten semua J pasti sukses!
Dan… kehadiran mereka, satu persatu, kami merasa ada jiwa baru yang merasuk. Setidaknya ini awal. Yang kami lihat, wajah polos mereka, wajah cemerlang itu, siap untuk mereguk ilmu sebanyak-banyaknya, siap memakai jas abu-abu ini, siap menggantikan kami. Terlebih yang namanya Edo dan Aziz. Dari dini hari begini mereka sudah memproklamirkan mereka sepasang cakapo dan cawakapo. Entah buntutnya bagaimana.
Dan entah pesona mereka atau bagaimana, satu persatu semua kembali, siap tampil dan mengajari mereka banyak hal, semua mau ikut andil dalam proses pendidikan mereka!
Wawancara:
X: Kamu masuk PO mau jadi apa?
Y: (yakin) Ketua kak.
X: Ketua? Emang kamu pikir jadi ketua itu gampang? Emang kamu punya apa?
Y: (makin yakin) Saya punya niat kak
X: (ketawa nyembur) HAH? Niat? Makan tuh niat. Kasih makan niat buat kabinet kamu.

Mei 2012
Entah ya, lama-lama aku merasa kembali seperti sedia kala. Yang rajin berkontribusi di LDKS hanya beberapa yang memang sayang dan peduli pada mereka. Lama-lama capek. Biar mereka maunya begitu. Toh masih ada aku, dan sebagian kecil lainnya. Walaupun entah bagaimana caranya harus mengandalkan jumlah yang kecil iniL
Anyway, dear, bulan depan kita anniversary 1 tahun. Senang kan kamu? Maaf ya sering nggak ada waktu buat kamu.

Akhir Mei 2012
Makin akrab dan sayang sama adik-adik 23 itu. Makin sibuk revival juga. Makin nggak ada waktu.
21 hari lagi kita anniversary satu tahun. Tapi mungkin memang aku belum ditakdirkan untuk merasakan merayakan momen ‘setahunan’. Maaf udah bikin kamu selalu nunggu, nyariin, kesepian, marah-marah. Maaf. Maaf banget. Makasih buat kenangan hampir-setahun-nya yang kamu kasih.

Agustus 2012
Sibuk banget Revival. Di keadaan begini, Cae si Wakil-Paling-Pintar-Sedunia ngelawak dan ngehibur semua panitia yang lagi pusing dengan urusan nyangkut di genteng di atas podium. Salah satu momen yang nggak bakal kulupain seumur hidup.
Gue ngga akan pernah lupa komuk ketakutan lo, teriakan panik lo, dan genteng yang pecah ketindian lo Ce.

Anyway, intermezzo aja kemarin Goldy nunjukkin beberapa video iklan yang super sedih. Terus gara-gara itu anak-anak satu sekre pada nangis kejer semua cuma karena nonton iklan asuransi Thailand :')


1 September 2012
Revival. Semua capek. Semua mau tidur. Semua mau istirahat. Tapi pas selesai, semua seneng. Semua bangga. Askra bangga dan sayang sama Pensador. Kami cuma berharap rasa itu ngga bertepuk sebelah tangan.

Pagi 10 September 2012
1.       Luthfi dan Juan
2.       Aziz dan Fito
3.       Edo dan Hari
Siapapun yang menang, kami yakin kalian akan melakukan yang terbaik, dan nggak akan ngecewain kami.
Jujur aku pribadi ngerasa mereka tiga pasang calon yang sama kuat, dan sama baik. Jujur bingung mau pilih yang mana. Mau pilih tiga-tiganya, tapi ngga suka golput. Aku harus milih! Entah siapa.

13 September 2012
Orasi terbuka pemilihan Ketua Pengurus OSIS dan Wakil Ketua Pengurus OSIS.
Ketiga pasang calon tegak di tengah lapangan, ditonton warga satu sekolahan, meyakinkan mereka untuk memilih.
Entah. Rasanya baru kemarin kami wawancara mereka. Kenapa sekarang sudah orasi?
Hari

Sore 13 September 2012
Benar saja kataku, ketiga pasang calon sama kuat. Di posisi ketiga, nomor dua dengan total suara 220. Di posisi kedua, nomor satu dengan total suara 294. Di posisi pertama, nomor tiga dengan total suara…… 299. Persaingan yang super dramatis. Selamat buat Edo Hari.

Edo
Malam 13 September 2012
Anyway besok kami LPJ. Harusnya undangan LPJ paling lambat dua minggu sebelum diadakannya LPJ itu sendiri. Tapi ini H-1 hari kami baru diberi undangan. Kesal sih. Tapi kan memang harusnya kita sudah memperkirakan sidang Laporan Pertanggung Jawaban ini diadakan hari Jumat atau Sabtu ini.
Tapi yang paling kasihan ya Nabila. Sidang LPJ pun dia paling repot sendiri. Milka sebagai sekretaris dua ngga bisa bantu karena ada urusan paskibra atau entah apa.
Akhirnya kami ramai-ramai ke rumah Goldy, buat LPJ. Ruang tamu Goldy sudah seperti kapal pecah, laptop, kabel charger, printer, iPad, iPod, tab, hp, piring sate, bumbu kecap, bumbu kacang, mangkuk saus cakue, cakue itu sendiri, kue bantal, gelas susu, botol aqua, alat tulis, krayon, label, dan segala macam benda yang sulit diidentifikasi bentuknya  bertebaran di mana-mana. Belum lagi kertas-kertas entah dari zaman kapan, menutupi tiap jengkal lantai. Ditambah kami yang tertawa-tawa, teriak-teriak, marah-marah…
Apalagi di situasi genting seperti ini si Wakil-Ketua-Super-Idiot-Sepanjang-Sejarah, Caessara, kekunci di kamar mandi. Yang lain pada teriak-teriak dari luar, “kita ngga bisa bantu, Ce, Cuma lo yang bisa buka. Puter gagang pintunya!” sambil ngomel, lewat ventilasi dia nunjukkin handle pintu dalam kamar mandi yang copot. Bahkan adeknya Goldy, Jasmine super imut ikut-ikutan ngetawain Cae. Setelah insiden nyangkut di genteng, ini adalah kejadian kedua masa SMA yang seumur hidup yang ngga akan bisa kulupain.
Goldy mengeluarkan Samsung Galaxy Tab nya, lalu memutar lagu kesukaannya, yang tidak pernah kami kenal. Kebiasaan dia sejak dulu. Kurebut tabnya, lalu kucari lagu yang kami kenal. Satu-satunya lagu yang ada cuma lagu itu… kupencet tombol play.
“…Kamu sangat berarti, istimewa di hati, selamanya rasa ini. Jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing, ingatlah hari ini…”
Beragam komentar terlontar. Tapi semuanya senada. Sedih, sebentar lagi demis. Rere mencuri start dengan nangis duluan.
Kepalang basah. Atmosfer galau, lanjutkan!
Kusetel lagu Sheila On 7, lagu perpisahan tertegar sekaligus tersedih sepanjang masa.
“Jabat tanganku, mungkin untuk yang terakhir kali, kita berbincang tentang memori di masa itu. Peluk tubuhku, usapkan juga air mataku, kita terharu, seakan tiada bertemu lagi. Bersenang senanglah, karena hari ini yang kan kita rindukan di hari nanti…”

14 September 2012
Sidang LPJ. Pagi itu aku berangkat sekolah masih super ngantuk. Semalam pulang jam sebelas, diantar Daniel sampai depan gang rumah. Ternyata yang lain (Nabila, Cae, Rere) baru pulang dari rumah Goldy jam 2 malam. Seperti biasa, Nabila terlambat bangun, ke sekolah tanpa mandi.
Istirahat pertama, yel-yel capsis. Jujur ini yel-yel paling kece yang pernah aku lihat. Apalagi bagian formasi kecap, yang spontan disambut dengan gemuruh teriakan anak seluruh sekolah J
Paginya, struktur kabinet capsis (yang segera menjadi Pengurus Osis) sudah jadi. Setelah yel-yel, aku, Rere, Goldy, memberi wejangan panjang lebar pada Hari dan Edo dalam memilih dan menempatkan teman-temannya di kabinet.
Setelah istirahat selesai, here we go, Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Osis Navikara Askravidya, masa bakti 2011-2012.
Aku jadi ingat, LPJ pendahuluku, Viprazura Namrasthira, yang dulu kusaksikan sebagai capsis. Sindiran tajam dan hinaan halus disampaikan oleh para pembina. Aku miris mendengarnya. Aku yakin, kali ini nasib kami sama.
Tapi ternyata... MPO memberi tanggapan positif ke kami. Terlebih buat pidato Daniel. Hmm…. mencurigakan. Apa jangan-jangan kami tipe PO yang terlalu nurut?
Jam setengah 4, sidang LPJ selesai diadakan. Askra dan Cista10 berdiri, lalu salaman. Tapi kami tau ini bukan lagi salaman formalitas. Beberapa dari kami saling pelukan.
Revo, CNP10 kakom 6, teman dekatku dari kelas 10 sampai sekarang bilang, “Al, ini udah LPJ. Berarti sebentar lagi kita demis.”

16 September 2012
Setahun kurang 2 hari yang lalu, di rumah yang sama, di ruangan yang sama, di posisi yang sama, dengan orang-orang yang sama. Tapi dengan perasaan yang berbeda. Tahun kemarin, kami kumpul-kumpul di sini sambil ketawa ketawa, sambil hepi-hepi main gitar, sambil seneng-seneng. Sekarang, semuanya kumpul, diam, merenungi semua tentang kami setahun belakangan ini.
Pertanyaan pertama dimulai dari si ketua. “apa kalian puas dengan posisi yang gue dan Cae kasih?” jawabannya variasi. Ada yang bilang makasih banyak. Ada yang nyesel dan kecewa sama dirinya sendiri ngga bisa manfaatin jabatannya dengan maksimal. Ada yang udah sesuai harapan waktu capsis tapi pas ngejalanin ternyata ngga seenjoy seharusnya…
Dan saat pertanyaan yang sama beralih ke Daniel…
Dia diem. Dia ngga bisa ngomong. Tiba-tiba dia nutupin matanya yang sipit pake tangannya yang besar. “Sorry banget…” katanya lirih.
Reaksi askra yang lain ada 3: 1. Berdiri, terus nyamperin dan meluk Daniel; 2. Nangis pecah di tempat; 3. Paket combo keduanya.
Reaksiku lebih ke nomer dua, diem di tempat, nutupin muka dan sesegukan sendiri.
Untuk beberapa saat semua diam. Sepi. Yang terdengar cuma isakan beberapa orang yang punya perasaan campur aduk.
Keheningan akhirnya dipecah sama Daniel. Dia merasa udah sanggup ngomong, dan ucapan yang pertama kali keluar adalah permintaan maaf atas semua setahun ini. Dia bilang dia bukan ketua yang baik. Dia sering egois, ninggalin kami demi pelajaran sekolah dia.
Tapi dia bangga banget sama kami, anak buahnya. Dia ngaku, awalnya dia ngga tau dan ngga ngerasa kalo kami ber13 akan jadi orang-orang yang paling dia sayang, tapi setelah setahun itu, dia sadar kami paling berharga buat dia...

"Dan pesen gue buat besok, apapun yang kita rasain, gue ngga mau ada satupun dari kita yang nangis karena ngerasa belom ngasih apa-apa buat Askra. Kita udah punya PS, merekalah harapan kita, mereka yang akan nerusin perjuangan kita!"

Sepanjang sisa malam itu, kami mengenang setahun belakangan, semuanya ada, bahagia, bangga, senang, sedih, marah, benci, puas, kecewa, malu, kesel… semuanya dimuntahin, ngga ada yang ditutup-tutupin.
“Gue selama ini ngga suka sama lo…”
“Maaf gue jahat sama lo…”
“Gue makasih banget sama lo…”
“Gue sayang banget sama lo…”
“Gue sebenernya kasian sama lo…”
“Gue nggak suka waktu lo kayak gitu…”
Dan malam itu berakhir, tanpa ada sepercikpun dendam.

“Setahun lalu kami berkumpul di sini sebagai kawan baru. Sekarang, kami berkumpul di sini sebagai keluarga.” - D.E.H. Hutagaol.

17 September 2012
Lari juang kedua. Kali ini kami ada di kanan, dan lari bebas. Tahun kemaren, aku lari ditinggal sama pendahulu. Tahun ini, ketika aku berniat melakukan hal yang sama…
Di awal lari, aku sudah lari mendahului yang lain. Penerusku, Tigor, dengan cepat menyusulku dan terus-terusan mendampingiku. Setelah sekian jauh, aku berhenti karena penerusku yang kedua, Iim, tertinggal jauh. Sejenak aku berfikir, untuk apa aku berhenti dan menunggu? Harusnya kan mereka yang menyusul.
“Mana ada kakak pendahulu yang nungguin penerusnya, selain kak Alya? Mana ada sih kakak pendahulu yang nungguin penerusnya, selain di Askra?” aku ingat Goldy bilang begitu waktu aku lari mundur sebentar buat memastikan Iim ada di belakang.
Oh, come on.

Detik-detik Demisioner
 Aku baris tepat di belakang Tigor, sambil mendengarkan pidato Bu Hasnati yang panjang, serta Pak Erlan yang membacakan susunan kabinet capsis. Satu sekolah menonton. Podium penuh, balkon lantai dua dan tiga apalagi. Sebenarnya sepanjang ucapan kepala sekolah, pikiranku tidak di sana. Entah apa yang beliau bicarakan. Pikiranku kembali ke hari-hari sebelumnya, awalnya perlahan, lama-kelamaan makin cepat, sampai seperti berlari. Dan berhenti di memori tanggal 19 September tahun lalu.
Kupandangi Daniel dan Raka yang mencabut bendera OSIS, lalu dengan khidmat menyerahkan kepada Edo dan Rizal yang bersimpuh di hadapan mereka. Tanda penyerahan jabatan. Susah payah kutahan air mata. Malu, yang lain belum ada yang menangis.
Aku tersentak ketika yang lain mulai membuka nametag capsis. Aku ikut membuka nametag Tigor dan IIm, seraya berkata “dengan ini, saya nyatakan kalian bukan lagi capsis,” kataku pelan. “dan saya harap, kalian nggak ngecewain saya.” Lalu nametag-nametag itu kucampakkan ke tanah, seolah-olah mereka sudah tidak butuh benda itu. Sebagian diriku rasanya seperti ikut tercampak.
Ketika aba aba diambil alih oleh Daniel, lalu meneriakkan perintah balik kanan bubar jalan, sesaat aku tau, itu adalah teriakkan “Askra!” terakhir yang kami ucapkan secara resmi.
panjang-panjang-pendek terakhir daniel
Kami menerobos barisan praCista 11, berdiri di belakang mereka. Aku lihat Daniel sudah mengeluarkan peluitnya, siap untuk meniupkan “panjang-panjang-pendek” terakhirnya.
Daniel berdiri tegak, demi bumi dan seluruh isinya, aku membaca kesedihan yang mendalam di wajahnya. Ekspresi yang paling tidak akan kulupakan sepanjang hidup.
Ia memegang peluit di tangan kanan, tapi seperti enggan untuk meniup. Seperti tidak mau melepaskan ‘hak peluit’nya. Ia memejamkan mata sambil menarik nafas panjang yang berat. Mengumpulkan keberanian dan keteguhan. Tubuhnya bergetar pelan. Detik-detik berikutnya seperti adegan slow motion.
Kode peluit terakhir memekik, merinding aku dibuatnya. Bersamaan dengan pekikan peluit, tangisanpun pecah. Kanan, kiri, depan, belakang.
Kami lalu berkumpul dalam satu lingkaran, saling berangkulan. Cista11 juga berangkulan dalam satu lingkaran, tapi lingkaran luar yang mengelilingi kami. Sulit dideskripsikan. Masing-masing kami terharu. Air mata meluncur deras di hampir semua pipi.
Kami, para pemakai jas abu-abu sudah siap mengeluarkan peluit kami, tapi dicegah oleh Daniel.
“Tunggu, sebelum peluit terakhir kita, gue mau bilang, makasih banget buat Askra, buat Cista11 atas kerja sama selama ini. Keluarnya kita dari sini, ngga ada dendam di antara kita, setuju?” sejenak diam. Daniel siap-siap megang peluitnya. Yang lain juga. Daniel menarik nafas lebih dulu. Wajahnya lecek, sedih. Matanya merah. Ekspresinya berusaha tegar. “Kita tiup peluitnya sama-sama, oke? Di hitungan ketiga ya??”
“Satu…” satu.
“….dua….” dua.
“tiga…” here it comes.
Bunyi piiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiip super panjang dari 13 buah peluit yang bersahut-sahutan membahana ke seluruh SMAN 81. Telinga memang pengang, tapi kami tidak mau kehilangan momen ini. Beda denganku. Baru dua kali meniup aku sudah menyerah. Aku menjatuhkan peluit dari bibir dan menggantung di tali komando. Aku menunduk sambil merangkul Vena dan Aulia. Menangis sesegukan. Sungguh habis kekuatan untuk berpeluit bersama.
Beberapa detik yang bikin merinding selesai. Tapi air mata yang menetes tidak habis-habis. Semua wajah berekspresi sama. Berat. Sedih.
“Yuk seri terakhir dulu. Seri terakhir kita. 10 seri kuat kan?” kata Daniel lagi. “Oke ambil posisi.”
Kami semua ambil posisi seri melingkar. Nggak, nggak akan kuat 10 seri. Benar saja. Aku, empat seri pertama memang masih kuat. Dua seri berikutnya…jatuh gemetar. Hampir semuanya begitu. Kemudian terisak-isak di tanah. Sisa seri berikutnya, kami menahan sepanjang empat seri.  Tak ada yang peduli pada kekacauan seri kami. Tahan seri yang ditopang dengan siku, tubuh menempel di tanah, sementara telapak tangan menutupi wajah. Tidak ada yang bisa menggambarkan kesedihan se-gigantis-ini.
Seri terakhir, kontribusi terakhir, untuk Pensador.

Selesai sepuluh seri, Daniel masih mengomando. “Nah, mereka udah pake jas,” aku tidak berani menengok ke belakang. Aku tahu mereka sudah selesai bersimpuh dan disiram oleh orang tua mereka. Sekarang mereka sedang dipakaikan jas yang juga oleh orang tua. Pasti mereka senang. “sekarang giliran kita copot jas kita.” Tangisan di sekelilingku makin keras.
“Kita bareng-bareng ya, satu, dua………………..…… tiga.”
Aku mencopot slayer dan kemudian jas. Aku melipat jas itu lalu memeluknya. Rasanya jas itu sudah seperti benda paling berharga yang telah menemaniku selama setahun ini. Sebuah simbol yang menggambarkan banyak hal; kewibawaan, kepercayaan, amanat, eksklusivitas, kebanggaan, percaya diri, kehormatan, dan masih banyak lagi interpretasi langsung maupun tidak langsung, resmi maupun tidak resmi. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, beginilah rasanya kehilangan hak untuk mengenakannya.
Sisanya, mungkin selama 15 sampai 20 menit penuh, kami berpelukan satu sama lain, sesama (mantan) Pengurus Osis, atau dengan (mantan) MPK. Rere dan Revo yang memelukku paling lama. Menangis paling keras. Daniel, Dito, Resha, Milka, Aulia, Vena juga. Cacan, Nabila. Ichasa, Brenda, Oji, Zuri, Karrisa, Elza. Izzar, Jundi, Danang (yang ini tumben baik), Arin, dll dll dll. Lupa.
Lulu dan Meutia menghampiriku ke pinggir lapangan. Memelukku. Menghibur.
Kemudian Yuyun Mine, teman paling dekat seantero kelas juga menghampiri. “Aaaaal, pasti sedih banget.” Mereka memelukku bersamaan. “gue nonton dari atas aja udah mau nangis, gimana elo yang ngerasain sendiri”. Sementara aku makin terharu. Sambil mengusap mata, aku hanya bisa berkata, “nggak kuat, mereka udah pake jas, udah bukan gue lagi…”
Formasi. Kami memasangkan talkom kami ke mereka. Kemudian mereka berbaris sesuai struktur kabinet. Aku berdiri di sebelah Tigor. Tangan kiriku menggandeng lengannya seperti seharusnya seorang pendahulu dengan penerusnya. Di tangan kananku tersampir jas yang sudah tak lagi berarti, tapi menyimpan memori yang takkan terganti.
Kami memutari lapangan, kemudian berhenti di sudut lapangan, membiarkan mereka melakukan formasi terbaik mereka. Meneriakkan nama kami, “NAVIKARA ASKRAVIDYA!” puluhan kali. Membentuk formasi huruf N dan A. Kemudian melakukan hormat kami, hormat yang kami buat dan tunjukkan ke orang-orang satu sekolah setahun yang lalu. Setelah selesai, Aziz mengaba-aba kembali, dan mereka memulai satu putaran lagi, putaran mengelilingi lapangan, tetapi beda nama yang mereka teriakkan. Kemudian mereka membentuk formasi huruf P dan S. “Prasthaziva Sthiradaksa!” Nama yang sangat asing, tapi tak akan asing lagi. Sthira.
Putaran mereka kini, melewati kami. Kami menjulurkan tangan, menepuk tangan mereka satu persatu seolah-olah hal ini dapat menyalurkan energi kami ke mereka yang nampaknya sudah lemas. Aku meneriakkan pada mereka, kubilang mereka harus meneriakkan nama mereka sekeras mungkin, bangga pada nama itu, bangga!
Tak lama kemudian, aku mendengar suara yang kukenal baik. "priiiiiit priiiiiit priit!" bukan, itu bukan lagi Daniel, melainkan Alfredo, siswa nomor satu terbaru di 81.
Dan peluit itu bukan lagi peluit untuk kami.

Selesai Demisioner
Capek, letih, lapar. Ngga punya uang. Cacan janji traktir nasi goreng Inang. Aku, Rere, Nabila, Cacan, ke advent, istirahat di sana, berhubung lagi sepi. Di tengah-tengah, ada sms masuk
From: Daniel
17/09/12 13:49
“Askraaa, kita udah demis, udah bukan pengurus OSIS lagi, gua mau ngucapin sekali lagi terima kasih seutuh hati gua, buat lu semua yang udah ngisi hari2 gua sebagai seorang ketua. Lu pada jangan jadi nyebelin yaaa, emang sih kalo nyebelin jadi ngangenin. Tapi lu semua ga usah nyebelin aja udah ngangenin wey T_T”

Ah Daniel, bikin kegalauan berlanjut.



19 September 2012
Tepat pukul 00.00 (atau 11.57 di hp rere), aku mengirim sms sepanjang 4 halaman kepada 13 orang yang sudah mengisi hari-hariku yang paling berharga selama setahun.
To: Daniel; Dito; Nabila; Milka; Vena; Goldy; Kris; Resha; Irin; Inung; Rere; Kharisma; Aulia
19/09/12 00:00
19 September, Happy first anniversary NavAs ku. gue tau kita dilantik jam 10an tapi takut keburu lupa. Makasih ya udah ngisi hari-hari gue dengan banyak makna. Jangan pernah lupain hari di mana kita lari juang, dicopotin nametag capsis, dipakein jas, formasi VN dan hormat Zura, formasi NA dan hormat Askra. Ended with peluit panjang-panjang-pendek pertama kita, dan seri pertama kita buat Pensador… Sampai akhirnya sekarang nama #NA udah ga akan bergema lagi di 81, walaupun pasti akan ttp bergaung di hati gue :3 last but not least, makasih bikin setaun SMA gue ngga sia sia. Askra!

Paginya, aku bangun, masih ngantuk. Maksain berangkat ke sekolah. Pertama nyapa Revo, “happy anniv Vo!” Kemudian aku duduk di kelas, terus buka HP. Ada 4 sms masuk dan semuanya askra yang ngucapin happy anniv.
 Sms pertama yang kubuka
From: Nabila
19/09/12 00:42
Askra sangat berharga. Selama setahun ini udh hadir 13 org yg bikin hidup dunia gua. Semua keunikan kalian.. Semua advice kalian.. semua semangat kalian di awal hingga akhirnya kejenuhan pun terlihat di benak kalian.. 14 orang yg memimpin sma 81 gua sangat bangga punya kalian!
I’ll never forget the first time I saw a few people who dare to only 14 lead the school forward. Cause we have vision and mission so we’re not afraid of ridicule to all of you, then we deserve to be taken into account by the school and our predecessor.
Navikara Askravidya *tereakpakejalanayam*

Ah Nabila. Salah satu tukang nangis paling kejer waktu makrab malam demis. Salah satu sekretaris ternggacocok tapi terbaik yang pernah kami punya. Mataku berkaca-kaca. Terharu. Walaupun grammar Nabila sangat diragukan.
Sms kedua.
From: Daniel
19/09/12 04:54
Happy 1st year anniversary Navikara Askravidya *nyanyi*
Setaun bareng itu bentar ya? :’)
Gua sih mengasumsikan waktu yang berasa bentar ini karena gua bener2 seneng bisa ada bareng navikara askravidya
Maafin gua kalo dulu awalnya gua kayak nelantarin kalian, dan terlalu sibuk ke pelajaran gua
Maafin gua kalo gua belom jadi ketua yang baik
Maafin gua kalo gua sering ngecewain kalian
Saat pertama pake jas dan dilantik, gua ngga pernah nyangka kalo lu ber-13 bakalan punya arti sepenting ini dalem hidup gua.
Hari di mana kita harus ngelepas jas kita, di situlah gua bener2 sadar kalo lu semua bener2 penting.
Btw, gua nulis message ini sambil sedikit menitikkan air mata :’)
Akhir kata, thanks berat buat setahun masa bakti, gua sayang banget ama lu semua. Gua mungkin akan kangen sama sekre, sama talkom, sama peluit, sama pulang sore dimarahin pak suryo :’) dan segala macem hal. Tapi overall, apa yang ngebuat gua kangen sebenernya bukan itu semua, tapi sama siapa gua ngerasain itu semua, dan itu semua sama lu pada woy :’)
:’) ({})
Askra, Askra, Askra!

Susah payah kutahan air mata. Ngga lucu kalo nangis lagi, di kelas pula. Buru-buru kusave keempat sms tadi ke folder khusus, ngga akan pernah didelete dari hp ini.
kesenengan ditraktir. yang nraktir gaikut difoto...
Sore ini kami rencananya mau jalan-jalan, merayakan anniversary Askra, ditraktir Milka sekalian ulang tahun dia waktu Revival kemarin.

kaum borjuis
Kami jalan ramai-ramai, kayak anak SMA alay pake baju pramuka ke MetMall bekasi. Fullteam kurang Kris (di Bandung, ada jadwal kuliah). Pertama, kami makan di hanamasa. Kami pakai dua meja, dan diibaratkan dua kaum di Negara kapitalis. Meja pertama isinya aku, Rere, Daniel, Milka, Kharisma, kaum borjuis, makan dengan penuh perasaan dan manusiawi. Meja sebelah isinya Nabila, Resha, Dito, Inung (predator makanan gratis), Vena, Irin, Goldy, Aulia, sebagai kaum proletar, makan barbar di restoran mahal. Caranya, daging ditumpahin ke atas kompor, disusun seadanya, disiram kecap asin, dibalik sebentar, makan.
Sebenernya para kaum borjuis yang bermartabat tinggi ini enggan mengakui para kaum proletar sebagai kawan, tapi kan sama-sama pake seragam jadi ga bisa nyangkal….
Selesainya makan, kami kepecah 3, cewek cewek (Rere, Nabila, Vena, Irin) nemenin Milka belanja. Cowok cowok (Daniel, Kharisma, Cae) ke toko  kaset. Sisanya (aku, Aulia, Resha, Goldy, Inung) ke Gramedia, soalnya Aulia mau beli buku berhijab. Mungkin Aulia sudah tobat.
(tumben) fullteam kurang kris
Kebetulan kami keluar dari Gramedia, rombongan cowok-cowok juga pas lagi keluar dari toko kaset (persis di sebelah gramedia). Kami lalu berdifusi dan jadi satu regu. Akhirnya kami jalan-jalan bego, masuk kidz station mainan mobil-mobilan, boneka-bonekaan, batman-batmanan. Masuk ke toko itu, muter-muter di toko itu, ambil satu mainan terus ketawain, begitu berkali-kali. Terus keluar tanpa berniat beli apa-apa.
Akhirnya kami (sebenernya cowok-cowok doang) sepakat main ke fun world. Bayar kartunya patungan. Pertama mereka main floor dance, berdua-dua. Paling energik Daniel, paling lincah dan juara Resha (ex frivlouz gituloh), paling lemes Kharisma, paling bego Cae-_- aku kebagian seksi dokumentasi pake iPod Kharisma. Tapi akhirnya buat foto-foto sama Aulia. Habis itu main tinju-tinjuan. Habis itu main basket. Mainan bego kayak anak alay, tapi mainan yang paling ngga bakal dilupain. Pasti nanti kalo ada reuni askra, kami ngobrolnya “inget ngga yang pas anniv habis dari hanamasa kita main di fun world sampe bego?”


Quote malam itu dari Daniel “rakyat jelata mah, bebas mau ngapain aja.”
Well, timeline setahun pas ini mungkin jadi wacana di blog ku yang paling panjang. Habisnya aku paling nggak bisa ada kenangan, yang membuncah, tapi ngga ditulis. Kayak sesek, kebelet nulis, kalo didiemin hilang, sayang dong.
Tulisan ini, semua deskripsinya, jujur nggak lebay. Kami memang merasakan kayak begini, mengalami kayak gini, berbicara kayak gini, dan melakukan hal-hal ini. Di hati kami Askra tetap nomer satu, paling utama. Askra adalah kenangan paling indah yang kami punya selama SMA. Paling berharga.
Mungkin, beberapa momen kecil selama setahun ini ada penyesalan, kenapa gue jadi PO sih? Ngapain? Ngabisin tenaga. Ngabisin waktu. Ngabisin duit. Mending duitnya buat jalan. Mending waktunya buat belajar, atau pacaran. Mending ini mending itu. Sampe kehilangan pacar pun direlain.
Tapi… itu sedikit, super sedikit penyesalan dari kebahagiaan dan pengalaman yang diraih. Dapet keluarga, dapet temen deket, dapet sahabat, dapet pride, dapet kepercayaan, dapet kenalan. Dapet segala rupa…
Dan sekarang aku harus kehilangan itu semua?

“Setelah gue besar, gue nangis cuma 3 kali. Waktu kakek gue meninggal, waktu makrab Askra, dan waktu demisioner. Kayaknya gue lebih sayang sama lo semua daripada sama pacar-pacar gue”- NA01
“Kalo gue udah gede, gue keluar negeri ngga akan bawa oleh-oleh. Gue akan bawa lo semua…” –NA11
“Kalo gue nikah, gue ga akan lupa undang lo ber13!” –NA08


what we can't be is what you should be. that's why we need you here :)


No comments:

Post a Comment